Hari libur hanya tinggal
beberapa hari lagi , tapi aku masih saja berdiam di rumah, nonton tv, baca
buku, tidur dan itu..itu..ituuu lagi yang aku lakukan.
“bosan .....!” gerutuku
dalam hati.
Mungkin kebanyakan orang
tahu kalau aku itu jarang sekali keluar rumah , bermain dengan teman-teman
dekat rumah ,bercanda atau sebagainya karena aku lebih memilih diam di rumah
daripada main di luar, jadi mereka tak pernah mengajakku untuk bermain.
Tapi hari itu rasanya
bosaaannn .... sekali. Jadi akhirnya aku memutuskan untuk keluar rumah ,sedikit
menghirup udara kebebasan. Diluar, aku melihat Putri, Sisil , dan Meta. Mereka tampaknya
gembira dengan menendang-nendang bola dan berusaha menendangnya ke gawang.
“Hai... !” sapaku
“Hai, Widya !” seru Meta.
“Sini Widya, main bola
bareng kita!” Putri menambahkan.
“iya sini, kita kekurangan
pemain, kamu maukan bergabung?” tambah Sisil.
“mmm... ok !” kataku
sambil tersenyum gembira.
Siang itu kami bermain
dengan gembira. Aku bersama Putri dan lawan kami sisil dan Meta. Meski panas
terik matahari, tapi tak menyurutkan semangat kami untuk terus bermain. Meski bercucuran
keringat , tapi tak membuat kami lelah. Senangnyaaaaaa.... hari itu.
Tapi tiba-tiba,,
“Widya !! cepat pulang !!”
suara mama berteriak dari depan rumah.
“nanti mama ,masih seru
nih !,bentar lagi !” kataku berteriak.
“ayo pulang !!!” kata mama
lagi.
“iya sebentar lagi ! aku
pasti pulang !” teriakku.
Tapi aku tetap mengacuhkan
perintah mama dan melanjutkan bermain. Saat bermain lagi, skor untuk aku dan
putri sama seperti skor untuk Meta dan Sisil, sehingga aku dan Putri terus
bersemangat untuk mencetak gol sekali lagi agar lebih unggul dari mereka.
Tendangan Sisil diterima
Putri dan Putri mengoverkannya padaku. “ini saatnya aku mencetak gol !” kataku
dalam hati sambil menendang bola itu dengan keras dan melambuuuuunggggggg.........
jauh. Tapi, bolanya tidak masuk kedalam gawang, malah terus melambung ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
dannnnn... DUG !!! BOLA ITU MENGENAI PUNGGUNG SEORANG KAKEK.
“hei , siapa yang
menendang bolanya? Bisa gak sih main bola ? awas ya jangan sekali-kali lagi
main bola disini !” teriak si kakek.
“mmm....saya, kek. Maaf ya
,kek” kataku dengan wajah memerah, malu, takut& sedih.
Tapii si kakek langsung
pergi.
Dengan wajah kecewa,
ternyata mama melihat kejadian itu. Dengan tertunduk malu, aku lari menghampiri
mama.
“mama bilang cepat pulang
! kenapa malah terus bermain? Akhirnya kan jadi seperti ini? Kapok?” tanya mama
lembut, tapi menusuk hati.
Aku hanya menunduk dan
lari ke kamar. Di kamar ,aku menangis dan menyesali semuanya. Sekarang aku
berjanji tidak akan lagi mengacuhkan perintah mama dan menuruti apa katanya.
...........................................................................................................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar